BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Usai Perang Dunia Kedua banyak negara dengan pemerintahan otoriter atau otokratis berubah menjadi demokratis. Demikian pula lembaga, institusi, organisasi bisnis dan badan hukum lainnya dalam negera
tersebut berubah dari otokratis menjadi demokratis yang berlandaskan
governance, baik participative governance, good governance maupun
corporate governance apalagi dalam era
globalisasi, reformasi, demokratisasi,
dan desentralisasi atau otonomi daerah. Dalam makalah ini akan diuraikan
organisasi dan tata kerja laboratorium klinik rumah sakit yang merupakan
bagian untuk peningkatan produktivitas pelayanan.
Namun sebelumnya perlu disepakati beberapa istilah yang berkaitan
dengan laboratorium klinik.
Organisasi adalah kesatuan atau kelompok
kerjasama untuk menggerakkan aktivitas
guna mencapai tujuan. Laboratorium klinik rumah sakit adalah organisasi
atau unit rumah sakit dengan aktivitas pelayanan laboratorium klinik di
rumah sakit tersebut. Tergantung dari status laboratorium dapat juga berfungsi
dalam pelayanan, pelatihan,
pendidikan dan penelitian di bidang
laboratorium klinik antara lain hematologi, kimia
klinik, imunologi, mikrobiologi klinik, urinalisis dan analisis cairan tubuh
lainnya, baik untuk keperluan lab.
klinik sendiri maupun bersama bidang lainnya terutama bidang klinik.
Governance mempunyai
beberapa
pengertian.
Menurut WHO: “Governance is the system through which
society
organizes
and
manages the affairs of sectors and partners in
order to achieve the goals of the people”(1) sedang,
United Nations Development Program atau (UNDP) menganggap “governance as the exercise of political, economic and administrative authority in the management
of a country’s affairs at all levels.
McLagan P & Nel.C., 1995 mendefinisikan governance ditempat kerja atau
organisasi sebagai berikut: “Governance is participation of government, private sectors and social society
in which power, right and responsibilities
are distributed and expressed for
development. Dalam hal ini, setiap
organisasi berlandaskan “participative governance”
artinya ada kerjasama antar setiap bidang atau unit untuk mencapai tujuan, atau di rumah sakit merupakan
“clinical governance” yang memprioritaskan partisipasi antar unit
untuk pengembangan profesional
berkelanjutan(4). Selanjutnya organisasi
tersebut menggunakan “good governance” artinya memanfaatkan pemerintah misalnya dalam kebijakan,
sektor swasta misalnya bantuan dan masyarakat sipili (civil society)
misalnya akademisi, kelompok profesi untuk berinteraksi konstruktif dalam mencapai tujuan.
Untuk organisasi, berbadan hukum, rumah
sakit, apalagi yang sudah
menjadi Perjan, termasuk laboratorium kliniknya perlu berlandaskan “corporate
governance” artinya di samping berlandaskan partisipatisi
(participative governance)
dan kebersamaan (good
governance) perlu berusaha mandiri
agar lestari artinya
dalam usahanya harus ada keuntungan supaya tetap eksis,
lestari dan lebih baik (sustainable
development) di samping tetap memperhatikan usaha sosial misalnya
memberikan dispensasi bagi yang miskin
dalam pelayanan laboratorium klinik.
Peran Gender dalam pelayanan
laboratorium klinik perlu
adanya peran gender, artinya peran pria dan wanita dalam laboratorium klinik
tersebut dari segi sosial
sama tingginya, siapa
yang lebih baik dari
segi profesi dan prestasi,
kepemimpinan dan manajemen berhak mendapatkan kedudukan
atau jabatan dan “reward” yang sesuai.
Laboratorium Klinik Rumah Sakit dapat berarti Laboratorium Patologi Klinik atau Unit Pelayan-
an Laboratorium Klinik atau Unit Pelayanan
Laboratorium dalam makalah ini dapat disingkat laboratorium klinik atau laboratorium atau lab.
B.
Permasalahan
Berdasarkan latar belakang di atas maka
permasalahan yang dibahas adalah bagaimana cara mewujudkan mutu pelayanan
laboratorium klinik yang terus meningkat secara berkelanjutan yang didukung kebijakan pimpinan rumah sakit dan memuaskan pengguna
jasa pada era globalisasi
khususnya AFTA tahun 2003, sehat untuk
semua 2013 dan Health for All 2025 ?
C.
Tujuan
Berdasarkan
permasalahan diatas maka tujuan dari makalah ini adalah dapat mewujudkan mutu
pelayanan laboratorium klinik yang terus meningkat secara berkelanjutan yang didukung kebijakan
pimpinan rumah sakit dan memuaskan
pengguna jasa pada era globalisasi khususnya AFTA tahun 2003,
sehat untuk semua 2013 dan Health
for All 2025.
BAB II
PEMBAHASAN
ORGANISASI
DAN TATA KERJA LABORATORIUM
KLINIK RUMAH SAKIT
Organsiasi
laboratorium klinik rumah sakit sebaiknya memperhatikan pilar-pilar organisasi untuk mencapai tujuan atau sasaran.
Sedikitnya ada sepuluh pilar yang perlu dimanfaatkan yaitu nilai
(values), struktur (stuctures), kepemimpinan (leadership), proses manajemen
(management pro- cesses), informasi
(information), tata kerja dan kemitraan
(procedures and partnership) kompetensi
(competences), pengawasan (controls),kinerja
(performance), dan pembayaran (pay).
Sesuai dengan
judul maka tidak semua pilar dibahas
dalam makalah ini.
A.
Nilai atau Wawasan
Organisasi Lab. Klinik
Nilai
merupakan hal yang mendasar, antara
lain berisi visi, misi
dan tujuan/sasaran organisasi. Sejumlah nilai ini tak begitu nampak dalam tata kerja sehari-hari, namun bila ada kesempatan atau ancaman, nilai
tersebut sangat berguna untuk mewujudkan
partisipasi dan kebersamaan dalam memecahkan permasalahan atau mencapai
sasaran.
Sebagai
contoh visi, misi dan sasaran
laboratorium klinik rumah sakit secara garis besar adalah sebagai berikut
:
VISI
: Menjadi pusat unggulan dalam pelayanan, pendidika, pelatihan dan
penelitian laboratorium klinik serta pengembangannya sesuai kebijakan
rumah sakit untuk memuaskan pengguna jasa.
Misi:
1.
Memberikan pelayanan laboratorium
klinik secara optimal yang memuaskan
pengguna jasa dan karyawan laboratorium klinik tentang skrining penyakit, diagnosis, prognosis dan monitoring
terapi.
2. Memfasilitasi pelaksanaan pendidikan, pelatihan, penelitian dan penggunaan teknologi baru dan
manajemen di bidang
laboratorium klinik untuk meningkatkan mutu
produktivitas secara berkelanjutan.
3. Menjalin tata kerja dan kemitraan berkelanjutan berpedoman pada:
a) participative governance dalam unit kerja artinya partisipatif, transparan, akuntabel,
sustainabel, keadilan, kesetaraan gender dan lain-lain syarat governance, dan;
b) good
governance dengan sesama unit kerja, pimpinan rumah sakit, pemerintah,
masyarakat sipil (civil society)
terutama dokter, ahli dalam berbagai
bidang dan swasta antara lain industri, “donor agency”, dan pengguna
laboratorium, serta;
c) corporate governance untuk kemandirian, kelestarian dan kesejahteraan.
4. Mengembangkan jenis dan paket/panel pelayanan laboratorium klinik yang diperlukan
pengguna jasa dan memanfaatkan laboratorium untuk meningkatkan produktivitas antara
lain mengurangi biaya operasional namun tetap menambah pendapatan.
5. Memberikan informasi yang berkaitan dengan pelayanan dan pengembangan laboratorium klinik secara cepat, tepat,
teliti dan terpadu serta terus diperbaiki.
6. Menjaga produktivitas
dan
kinerja
laboratorium
yang
terus
meningkat
dalam
mutu,
akreditasi, untuk kepentingan
kesehatan dan kesejahteraan.
7. Menyesuaikan dengan pengguna jasa dan kemampuan lab. serta “cost effectiveness” arah pelayanan
laboratorium abad 21 yaitu antara lain
a. Diagnosis sel dan diagnosis
molekuler misalnya PCR, DNA probes.
b. Genetika dan biologi misalnya
neorobiologi dan biologi reproduksi.
c. Segala jenis tes Imunologi untuk diagnosis.
d. Point of Care Testing (POCT).
e. Otomatisasi tes sampai dengan tes
secara robotik dengan memperhatikan kebutuhan.
f. Telemedicine
dalam
hal
ini
telepathology
dan
telecommunications
yang
semuanya diarahkan untuk kesehatan penderita/pengguna jasa.
B.
Struktur Organisasi
Laboratorium Klinik
Struktur organisasi dan tata kerja merupakan gambaran falsafah “participative governance”,
artinya tiap sub unit atau seksi saling berpartisipasi, saling memperkuat, birokrasi tak panjang hingga
cepat memperoleh akses yang diperlukan, transparan artinya terbuka dalam laporan maupun informasi
hingga dapat dipertanggungjawabkan, akuntabel, pemerataan hak dan keadilan/gender equity yang semuanya difokuskan untuk
produktivitas dan kelestarian lab. klinik,
kepuasan pengguna jasa dan
kesejahteraan.
Contoh struktur
organisasi lab. klinik dapat dilihat di bawah ini :
Contoh 1
KEPALA LAB
PELAYANAN, PEMELIHARAAN
|
ADMINISTRASI, KEUANGAN
|
REKAM MEDIK, SISTIM,
|
DAN SDM
|
DAN LOGISTIK
|
INFORMASI
DAN
|
|
|
PEMASARAN
|
IMUNOLOGI
|
|
KIMIA KLINIK
|
|
HEMATOLOGI
|
|
CAIRAN TUBUH
|
|
MIKROBIOLOGI
|
DAN
SAMPLING
|
|
DAN LAB.
SATELIT
|
|
DAN
BANK
DARAH
|
|
URINALISIS
DLL.
|
|
DAN PARASI-
TOLOGI
|
Pada
contoh ini kepala lab. klinik mengkoordinasi
delapan kegiatan, mengimplementasikan good participative governance untuk pengembangan dan kelestarian lab. klinik, tiga
kotak di atas merupakan
sekretariat, sedang lima kotak
di bawah merupakan kegiatan
fungsional lab. pra-
analitik, analitik, pasca-analitik dan
pemantapan mutu internal serta eksternal (PMI & PME).
Lab
satelit yaitu lab. rawat darurat, lab. intensif
dan lab, bank darah. Contoh 2:
KEPALA LAB
SEKRETARIS
SEKSI
PRE-ANALITIK SEKSI ANALITIK SEKSI PASCA ANALITIK
Pada
contoh ini Ketua lab. mengkoordinasi 4 kegiatan atau seksi atau
sub unit dalam lab. ditambah tugas
keluar untuk
pengembangan lab. Di
sini perlu
sekretaris yang kuat untuk
kebutuhan fungsional lab. yang mengkordinasi administrasi, keuangan,
tarif, informasi,
promosi, pamasaran dan lain-lain.
C.
Tata Kerja di
Laboratorium Klinik
Tata
kerja menggambarkan sistim aliran kegiatan dalam organisasi dalam hal ini lab. hingga lab. tersebut berfungsi. Agar
fungsi lab. tersebut produktif,
perlu diterapkan beberapa prinsip,
proses, deskripsi pekerjaan dan alur kerja.
Prinsip Tata
Kerja
Prinsip
tata
kerja tersebut antara lain adalah
keamanan (security/safety), kesederhanaan
(simpilcity), efektivitas dan efisiensi
(effectiviness and efficiency), keadilan
(equity), kualitas (quality),
kelestarian (sustainability), tanggung jawab (responsibility)
dan kesejahteraan (welfare)(8). Secara
singkat contoh prinsip tersebut
adalah sebagai berikut:
Security and
safety: •
keamanan dalam tata
kerja lab. pra-analitik, analitik, pasca-analitik.
• keamanan
dalam
tata
kerja
administrasi
yang
memerlukan
kerjasama,
partisipasi dan tanggung jawab karyawan
tim yang berkaitan.
Simplicity : • kesederhanaan prosedur administrasi hingga birokrasi
diperpendek dan pro- sedur tetap tes pra-analitik,
analitik, dan pasca analitik.
Efficiency & Effectiveness: • semua bertanggung jawab atas kecepatan prosedur tata kerja hingga dapat selesai tepat waktu.
Equity : • keadilan dalamprosedur tata kerja antara lain tak membedakan gender dan
kaya miskin dalam pelayanan.
Quality : • kualitas hasil tata kerja administrasi maupun hasil lab
harus baik.
Responsibility : • tanggung jawab semua karyawan sesuai deskripsi pekerjaaan
dan tata kerja sesuai tugasnya.
Welfare : • kesejahteraan karyawan
maupun pengguna jasa misalnya memberi kemu- dahan bagi yang tak mempu untuk tetap
meningkatkan kesehatan.
Sustainability : • kelestarian pengembangan fungsi lab. hingga terjadi perbaikan berkelanjutan (continous improvement).
Proses Tata
Kerja
Tata kerja adalah aturan atau mekanisme fungsi
unit, seksi atau sub unit di lab. klinik dengan
prinsip partisipatif, profesional dan kebersamaan kerja untuk mencapai sasaran. Koordinasi menyeluruh oleh kepala lab. dimulai dari
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi hasil. Untuk jelasnya diberikan pengertian-pengertian sebagai
berikut:
1. Koordinasi adalah suatu
upaya/usaha pimpinan untuk
menyelaraskan kegiatan masing-masing petugas dalam organisasi dengan maksud agar supaya semua kegiatan yang
terkait dapat diselesaikan tepat waktu sesuai rencana dengan hasil tepat sasaran atau target. Hal ini
dapat dilaksanakan dengan jalan mengadakan
rapat-rapat baik formal maupun non formal yang membahas berbagai hambatan yang dihadapi oleh berbagai petugas atau seksi/sub unit
organisasi. Dalam pembahasan tersebut diharapkan akan mencapai kesepakatan bersama apa yang harus
dilakukan agar dapat
mengatasi hambatan-kelemahan dan meningkatkan kesempatan-kekuatan untuk
memperoleh hasil yang memuaskan.
2. Perencanaan adalah proses atau kegiatan menetapkan apa yang akan kita kerjakan
di masa yang akan datang baik mengenai waktu, jumlah, dan mutunya dalam rangka mencapai sasaran tertentu. Bila perencanaan tersebut
dapat dicapai dan diselesaikan dengan
lebih baik dan rinci
maka tujuan usaha ini dapat dicapai dan diselesaikan dengan
lebih memuaskan karena dapat
diselesaikan menurut urutan tingkatan penting dan yang
kurang penting. Perencanaan biasanya
dibagi menjadi jangka panjang misal
untuk 10-25 tahun, jangka menengah
untuk lima tahun dan jangka pendek atau rencana
tahunan.
3. Organisasi
dan Pelaksanaan adalah pelaksanaan atau tata kerja berdasarkan organisasi yang ada atau yang dibentuk,
semua kegiatan lab. klinik selama 24 jam (lab. pagi, sore dan malam,
lab. rawat
darurat
dan
lab
intensif). Pelaksanaan
kegiatan selalu berlandaskan
efektivitas,
efisiensi dan produktifitas.
a. Efektivitas
adalah
evaluasi atau penilaian tentang apakah kegiatan telah dilakukan sesuai dengan yang direncanakan
baik mengenai waktu kerja maupun mengenai mutu dan volume kerja.
b. Efisiensi adalah
suatu evaluasi terhadap suatu proses atau
kegiatan dengan jalan mengukur masukan (input) dengan keluaran (output),
atau antara sumber daya yang digunakan
dengan hasilnya, atau satuan biaya tertentu dengan hasilnya.
c. Produktivitas dapat didefinisikan dengan efisiensi penggunaan sumber daya tertentu dalam
menghasilkan output. Cara pengukurannya antara lain adalah sebagai berikut:
- keluaran/hasil (output) per jam
orang.
- Keluaran/hasil (output per unit modal.
4. Pengawasan adalah segala upaya yang harus dilakukan oleh atasan langsung dengan maksud agar segala sasaran atau rencana yang ingin
dilakukan dapat terlaksana
dengan
baik.
Upaya- upaya dilakukan dalam
pengawasan itu banyak bentuk serta
variasinya. Apa saja yang harus diketahui agar supaya pengawasan dapat dilakukan antara lain adalah sebagai berikut:
a.
Apa
yang harus dikerjakan, misalnya:
1. jumlah dan jenis tes
2. mutu hasil tes
3. waktu yang tersedia
b.
Sumber
daya yang dipakai untuk pekerjaan atau tes tersebut:
·
tenaga
kerja misalnya tenaga administrasi atau analis.
·
bahan-bahan
misalnya formulir permintaan dan formulir jawaban tes.
·
peralatan
operasional dan telah distandarisasi.
·
fasilitas
lainnya misalnya aliran listrik dengan
tegangan tetap, air bersih, a.c.,
dll.
c.
Proses
dan progres/kemajuan:
1.
apakah
menggunakan sumber daya yang tersedia
dengan baik atau apa ada masalah?
2.
apakah
dalam waktu yang tersedia dapat diselesaikan, atau apa ada masalah?
3.
apakah dengan biaya yang pantas misalnya tes tidak diulang-ulang yang meningkatkan
biaya?
4.
apakah hasil tes dengan mutunya sesuai
dengan mutu standar
misalnya pada Peman- tapan Mutu Eksternal (PME) nilainya baik?
5.
Bagaimana cara
mengatasi masalah-masalah tersebut?
d.
Segera
mengetahui bila terjadi hambatan:
1.
apa yang terjadi misalnya hasil tes tak cocok dengan penyakitnya.
2.
apa sebabnya
misalnya aliran listrik
dan tegangannya.
3.
cara mengatasinya misalnya stabilitas aliran
listrik dan memisahkan dengan fungsional
lain, standarisasi ulang, gangguan alat dan sebagainya.
e.
Apa
yang dilakukan dalam mengatasi
hambatan itu:
1.
siapa yang melakukan
2.
bagaimana
caranya
3.
berapa biayanya
4.
kapan selesainya
f.
Bila
pekerjaan selesai:
1.
berapa
waktu penyelesaiannya.
2.
bagaimana
mutu hasil tes.
3.
bagaimana
biayanya dibandingkan dengan biaya operasionalnya.
g.
Bagaimana
pekerjaan dapat lestari:
1.
prasarana
lab., air, listrik dan lain-lain baik.
2.
sarana:
alat, reagen dan lain-lain tersedia
dan diperkirakan tidak kadaluwarsa.
3.
SDM
terlatih untuk tiap kegiatan tersedia.
h. Stabilitas ekonomi,
politik dan keamanan
yang mendukung fungsi lab. klinik serta
strategi pemasaran yang berhasil untuk pengembangan lab.
5. Evaluasi Hasil adalah
penilaian hasil kegiatan apakah sesuai dengan perencanaan, apakah ada hambatan-kelemahan hingga perlu analisis SWOT untuk mengurangi
hambatan-kelemahan dan meningkatkan kesempatan kekuatan
Tata
kerja juga menyangkut deskripsi pekerjaan dan alur kerja di laboratorium
klinik yang merupakan penjelasan apa yang telah digambarkan dalam struktur
organisasi, prinsip kerja dan proses
tata kerja.
Deskripsi
Pekerjaan
Deksripsi
pekerjaan walaupun diuraikan dari
Kepala Lab. atau Unit Pelayanan Lab.
sampai seksi atau sub unit terkecil sendiri-sendiri, tetapi tetap ada kaitannya dengan seksi atau sub unit lainnya
untuk mewujudkan participative governance maupun
coorporate governance setelah
ada kesepakatan bersama.
Di bawah ini diberikan beberapa
contoh deskripsi pekerjaan dan
alur kerja(7).
3.1 Deskripsi Pekerjaan
3.1.1. Deskripsi
Pekerjaan Kepala Lab/Unit Pelayanan Lab. Fungsi:
Bertindak sebagai
kordinator pelaksanaan dan pengembangan pelayanan lab. rumah
sakit dan pelayanan pendidikan serta memfasilitasi penelitian di unit laboraorium.
Tugas-tugas:
1). memimpin dan mengkoordinasikan kegiatan pelayanan di laboratorium.
2). merencanakan, melaksanakan, mengawasi dan mengendalikan kegiatan pelayanan lab. rumah sakit, pelayanan pendidikan dan
penelitian di laboratorium.
3). mengkoordinasikan dan
memelihara administrasi pelayanan ,
keuangan, rekam medik, informasi, promosi
dan pemasaran sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan
yang
berlaku.
4). mengevaluasi dan membuat
laporan tahunan dan laporan berkala.
5). memberikan pembinaan
administrasi,
pelatihan dan manajemen
kepada seluruh staf laboratorium.
Wewenang:
1). menentukan keputusan menyangkut kebijaksanaan
pelayanan dan pengembangan labora- torium.
2). mengusulkan program-program yang berkaitan
dengan pelayanan dan pengembangan la- boratorium kepada direktur rumah sakit.
3). Mengusulkan tambahan prasarana dan sarana sesuai dengan kebutuhan laboratorium.
4). Mengadakan pertemuan koordinasi sedikitnya sekali tiap bulan.
5). Memberikan teguran terakhir kepada
staf
yang melakukan pelanggaran dan mengembalikan staf
yang bersangkutan kepada direktur rumah sakit bila teguran terakhir tidak diindahkan.
Tanggung jawab:
1). bertanggung jawab kepada direktur
rumah sakit atas kelancaran pelaksanaan dan pengem- bangan
pelayanan laboratorium rumah sakit dan pelayanan pendidikan, pelatihan serta
penelitian di laboratorium.
2). bertanggung jawab kepada direktur rumah sakit atas
pemasukan dan pengeluaran keuangan laboratorium.
3.1.2 Deskripsi Pekerjaan Kepala
Seksi Sub Unit Administrasi, Keuangan
dan Logistik
Fungsi:
Bertindak selaku koordinator administrasi dan di bawah supervisi kepala lab., merencanakan dan mengelola administrasi, keuangan dan
logistik laboratorium.
Tugas-tugas:
1). menangani sistem pencatatan dan distribusi surat masuk dan surat keluar.
2). membuat rencana kebutuhan/Rencana Kerja
Anggaran Perusahaan (RKAP) tahunan.
3). menyusun laporan keuangan
setiap bulan.
4). bekerjasama dengan para kepala sub unit lainnya menentukan
kebutuhan-kebutuhan untuk pelayanan laboratorium.
5). atas persetujuan kepala unit menentukan kontrak kerjasama
dengan rekanan berdasarkan perbandingan harga produk/reagen
yang digunakan.
Wewenang:
1). menentukan prioritas kebutuhan/permintaan dari seksi/sub
unit
pelayanan
baik
darti
segi
keuangan maupun logistik.
2).
atas persetujuan kepala unit, meminta pertanggungjawaban kepala sub unit atas penggunaan
alat/reagen dan bahan habis lainnya.
3.1.3 Deskripsi Pekerjaan Kepala
Seksi/Sub Unit Hematologi
Fungsi:
Bertindak sebagai kordinatnor
pelayanan, pengembangan dan pendidikan,
pelatihan serta penelitian dalam bidang hematologi dan Bank Darah.
Tugas-tugas:
1). mengawasi kelancaran
pelayanan setiap hari di bidang
Hematologi dan Bank Darah.
2). mengawasi kontrol kualitas tes-tes hematologi
dan Bank Darah setiap hari.
3).
melaksanakan pemantapan mutu internal setiap hari dan mengikuti Pemantapan
Mutu Ekster- nal (PME) secara
berkala.
4). menentukan solusi atas permasalahan yang timbul di seksi/sub unit Hematologi dan Bank Darah termasuk masalah ketenagaan.
5). mengupayakan pengembangan tes-tes Hematologi dan pelayanan Bank Darah sesuai kebu- tuhan pengguna jasa.
6). membimbing peserta pendidikan dan pelatihan serta penelitian
di bidang Hematologi
dan Bank Darah.
7). membimbing dan mengembangan penelitian di bidang Hematologi
dan Bank Darah.
Wewenang:
1). meminta
fasilitas yang diperlukan untuk pelaksanaan pelayanan di bidang Hematologi dan Bank Darah.
2). mengusulkan perbaikan/penggantian sarana atau alat yang
dianggap bermasalah.
3).
mengusulkan
pengadaan
alat/metode baru untuk
tes
Hematologi
dan
Bank
Darah
sesuai
kebutuhan pengguna jasa.
Tanggung jawab:
1). bertanggung jawab kepada kepala lab.atas
kelancaran dan kualitas hasil pelayanan
laboratirum di bidang Hematologi dan Bank Darah.
2). bertanggung jawab atas pendidikan dan pelatihan
serta penelitian di bidang
Hematologi dan Bank Darah.
3.2 Alur Kerja
Alur kerja adalah tata kerja antara sub unit,
diselaraskan dengan deskripsi
pekerjaan.
Beberapa contoh tugas dan
alur kerja
1.
Sub Unit Pelayanan, Pemeliharaan dan
Sumber Daya Manusia.
1.1 Produktivitas pelayanan
di seluruh lab. klinik.
1.2 Penyiapan form paket check up setelah disepakati oleh unit fungsional diseragamkan dan diteruskan ke sub unit administrasi.
1.3 Penyiapan form paket tiap penyakit.
mis. diabetes melitus,
infark miocard, anemi,
obesitas dan lain-lain yang diperlukan pengguna jasa setelah disepakati oleh unit fungsional diseragamkan dan diteruskan ke sub unit
administrasi.
1.4 Penyiapan
paket pelatihan dan pendidikan.
1.4.1 Manajemen umum lab. maupun khusus misalnya
keuangan.
1.4.2 Teknik tes lab. misalnya
untuk keperluan analis medis, kepaniteraan, dan
lain-lain. Setelah disepakati oleh sub unit fungsional diteruskan ke kepala lab. untuk keputusan.
1.5 Menyiapkan fasilitas untuk penelitian dengan persetujuan sub unit fungsional dan kepala lab. serta mengatur hingga tak menganggu
fungsi lain.
1.6 Pemeliharaan prasarana, dan sarana.
1.7 Mengatur mutasi staf intra lab.secara berkala.
1.8 Meneruskan permohonan cuti staf kepada
kepala lab.
1.9 Memberikan teguran pertama
lisan dan kedua tertulis kepada staf yang tidak disiplin.
2. Sub Unit Administrasi,
Keuangan dan Logistik
2.1 Pengadaan form permintaan dan jawaban
yang telah disetujui
kepala unit tentang no.1.1,
1.2,1.3 dan seterusnya.
2.2 Pengadaan fasilitas pelatihan
yang telah disetujui kepala lab.
2.3 Fasilitasi
penelitian yang telah disetujui kepala
lab.
2.4 Pelaksanaan pelaporan
administrasi dan keuangan pada akhir minggu I tiap bulan.
2.5 Penyediaan logistik dengan mengusahakan tidak boleh kadaluwarsa.
2.6 Pengadaan alat baru sesuai permintaan sub unit/seksi dan pengguna serta persetujuan
kepala lab.
2.7 Pembayaran honorarium paling lambat pada akhir minggu 3 tiap bulan.
2.8 memberikan teguran pertama
lisan dan kedua tertulis kepada stafnya yang tidak disiplin.
2.9 Penyiapan sangsi bagi karyawan yang tak disiplin
setelah disetujui kepala lab..
2.10 Penyiapan penghargaan bagi yang berjasa besar setelah
disetujui kepala lab..
3. Sub Unit Rekam
Medik, Infromasi dan Pemasaran
3.1 Menyiapkan
pelaksanaan komputerisasi sistim
informasi lab. tentang:
- hasil tes laboratorium untuk efektivitas pelayanan.
- administrasi,
keuangan dan logistik untuk
pengawasan dan pengendalian.
3.2 Melaksanakan rekam medik dan analisis:
- jumlah tes tiap
bulan untuk evaluasi pelayanan dan
permintaan.
- jumlah 3 tes
terbanyak dan 3 tes paling sedikit tiap bulan untuk pertimbangan keputusan.
3.3 Strategi promosi
dan pemasaran tes sesuai paket check up dan targetnya.
3.4 Pemasaran tes sesuai paket penyakit
dan targetnya.
·
internal
ke unit pelayanan, komite medik/siang
klinik, unit pelayanan dan lain-lain.
·
eksternal ke instansi lain,
pertemuan ilmiah dan lain-lain.
3.5 Pemasaran paket pelatihan dan targetnya.
3.5.1 Manajemen lab. klinik sesuai kebutuhan
pengguna jasa.
3.5.2 Teknis tes lab. sesuai kebutuhan pengguna jasa.
3.6 Penyebaran lab. info dan dampaknya
ke unit lain, komitemedik, lain-lain
dan follow up serta
targetnya misalnya meningkatnya pengguna jasa 5 % tiap bulan.
3.7 Memberikan teguran pertama
lisan dan kedua tertulis kepada staf yang tidak disiplin.
Tata kerja dan alur kerja diseksi/sub
unit
fungsional yaitu Sampling/Imunologi, Kimia Klinik, Hematologi, Bank Darah, Analisis
Cairan Tubuh, Mikrobiologi dan Parasitologi Klinik
tak diberikan contoh, karena
sudah umum diketahui namun dapat dibuat
sesuai kebutuhan untuk
peningkatan produktivitas. Tiap seksi/sub unit tersebut bertanggung jawab atas kegiatan pra-analitik, analitik, dan
pasca-analitik, pemantapan mutu internal, eksternal serta tetap ada partisipasi
antar seksi. Secara garis besar tata kerja di lab. klinik dalam rangka good governance dapat
digambarkan
seperti
berikut:
MELAYANI
|
|
MASYARAKAT SIPIL
|
|
MEMFASILITASI
|
PASIEN +
MASYARAKAT
|
|
- AKADEMISI
- KEL.PROFESI
|
|
PESERTA DIDIK/
PENELITIAN
|
SWASTA LAB KLINIK
RS/ PEMERINTAH
DALAM NEGERI: UNIT PELAYANAN -
KARYAWAN LAB.
- SUPPLIER LABORATORIUM - UNIT LAIN DI R.S. (REKANAN) -
INSTALASI RS
-
PERUSAHAAN *
WORKSHOP
-
LSM *
FARMASI, DLL
-
PMI -
PIMPINAN RS LUAR NEGERI -
LAB.KES
-
JICA -
DINKES
-
WHO -
IDI,KKI,MKKI,AIPKI
- DLL. -
PEMDA ,PEM.PUSAT
DIREKTUR
ADMINISTRASI
& KEUANGAN
|
DIREKTUR
SARANA & SUMBER DAYA MANUSIA
|
DIREKTUR PELAYANAN PENDIDIKAN
|
DIREKTUR
PELAYANAN PENGEMBANGAN PROMOSI
|
DIREKTUR UTAMA RUMAH SAKIT
|
D.
Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah
tugas pimpinan laboratorium yaitu
Ketua dan
Sekretariatnya yang merupakan penggerak kegiatan lab. dan juga penggagas arah pengembangan lab. masa depan yang lebih
baik dengan manajemen partisipatif dan
keputusan tepat.
Pimpinan
lab. harus dapat mengkoordinasi semua
kegiatan lab. yang tak berhenti
selama 24 jam secara cepat, tepat dan teliti dan terus menerus memperbaiki produktivitas.
Pimpinan
lab. harus kreatif dalam merencanakan
pengembangan lab. yang lebih cocok dengan kebutuhan pengguna jasa pada
saat yang tepat dan pelayanan cepat dengan peralatan dan mutu baik serta
dilakukan oleh karyawan yang terlatih.
Pimpinan lab. harus dapat
memanfaatkan paradigma governance yaitu
participative, good dan corporate governance, secara vertikal
dan horizontal untuk kemajuan lab. yang dipimpinnya. Pimpinan Lab. Klinik adalah koordinator dalam mengarahkan menjadi
lab. klinik unggulan
dengan fungsi optimal dan produktif seperti yang tercantum dalam misi
lab. klinik.
Dari aspek
corporate governance kepemimpinannya diarahkan untuk:
1. menghasilkan pelayanan, pendidikan, pelatihan
dan memfasilitasi penelitian dan produk lain yang baik untuk keperluan kesehatan
pengguna jasa dan kesejahteraan karyawan sesuai
produktivitasnya dengan memperhatikan nilai
sosial,
ekonomi dan lingkungan.
2. mengaplikasikan
persyaratan governance yaitu transparansi, akuntabilitas, keadilan, tanggung
jawjab, demokratisasi, desentralisasi,
partisipasi dan lain-lain.
3. bersama
“stake holders” dan “share holders” semua
merasa memiliki lab. tersebut menghindari
korupsi (KKN) dengan memberdayakan
atau memampukan untuk meningkatkan produktivitas.
4. produktivitas tersebut terus menerus diperbaiki
mutunya dan dimanfaatkan lebih banyak pengguna jasa.
Proses
kepemimpinan kepala lab.klinik yang bertanggung jawab atas fungsi lab.
dan mendapatkan hasil/income saja harus diubah menjadi manajemen
partisipatif artinya pendapat seksi/sub
unit ikut berperan dalam:
a. Konsolidasi
organisasi lab. klinik yang
partisipatif, dan memendekkan
birokrasi untuk efektivitas efisiensi
operasional.
b.
Desentralisasi fungsi sesuai
seksi/sub unit dengan kepala lab.
sebagai koordinator.
c. Semua karyawan sadar untuk melaksanakan tugasnya
dan siap berpartisipasi dengan yang lain
untuk kemajuan lab.
d. Memecahkan masalah bersama dan inovasi yang
lebih produktif.
e. Membentuk tim partisipatif atau tim
adhoc untuk solusi masalah, inovasi pelayanan yang lebih baik dari segi kualitatif dan kuantitatif.
f. Untuk yang
akhir
ini
perlu
adanya
tim
pemasaran/promosi yang aktif
untuk
mendapatkan
pengguna jasa/pelanggan yang lebih banyak atau target tertentu.
g.
Semua
pemantapan mutu internal/external
baik, kerjasama good governance baik,
hasil pemasaran/keuangan lebih baik, kepuasan
pengguna jasa baik dan kesejahteraan karyawan
meningkat.
h. Bila yang terakhir dalam g) baik di samping reward sesuai kedudukan,
perlu reward atau ganjaran kepada tim dan individu yang berjasa atau produktivitas tinggi.
i. Bagi karyawan yang tak disiplin
dan tak produktif setelah diberi
teguran lisan dan tertulis
dikurangi ganjaran kesejahteraannya, ditunda
kenaikan pangkatnya
sampai diusulkan ke direktur rumah sakit untuk tindakan
selanjutnya.
j. Strategi pengembangan lab. yang lebih baik dan lebih produktif
secara berkelanjutan dengan governance.
k. Peningkatan mutu berkelanjutan/continous
quality improvement seperti gambar di
bawah ini:
Gambar 1 Peningkatan Pertumbuhan dan Perbaikan Berkelanjutan.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Telah diuraikan secara singkat
organisasi dan tata kerja laboratorium klinik
untuk peningkatan
produktivitas dan pengembangannya
serta pertumbuhan berkelanjutan dengan
berlandaskan governance. Dalam era globalisasi,
reformasi dan desentralisasi atau
otonomi daerah, laboratorium klinik rumah sakit antara lain organisasi dan tata kerjanya perlu ditingkatkan untuk menjadi salah satu unggulan rumah sakit. Untuk itu perlu peningkatan pengelolaannya, baik partisipasi antar unit
di rumah
sakit atau “clinical governance”, kemitraan dengan
swasta, masyarakat
sipil dan pemerintah atau “good
governance” serta bersama pengguna
jasa dan pemilik meningkatkan produktivitas unit usaha rumah sakit yaitu “corporate governance” secara profesional untuk mendapat keuntungan namun tetap
memperhatikan faktor sosial. Dengan demikian laboratorium klinik rumah
sakit akan mengoptimalkan kualitas
fungsinya yaitu
pelayanan, memfasilitasi
penelitian, pendidikan dan pelatihan laboratorium klinik untuk kepuasan pengguna
jasa mapun untuk kesehjateraan karyawan dan kelestarian atau pembangunan berkelanjutan.
B.
Saran
Adapun saran yang saya
ajukan adalah agar kami diberikan bimbingan yang lebih baik lagi sehingga kami
dapat menyempurnakan pembuatan makalah untuk materi selanjutnya.
Daftar Pustaka:
Hardjoeno.
Health
For
All
and
Health
Program
Decentralization. Island Sustainability. Livelihood
and Equity, Makassar: Hasanuddin
University Press. 1999.
UNDP:
Reconceptualising Governance. UNDP, New York, 1997.
McLagan P. & Nel. C.: The Age of Participation, New Governance
for the Work Place and the World, Bernett Koehler Publisher
San Fransisco, 1995.
Pearson,M.J.
Role
of
Clinical
Biochemists
in
Laboratory
Medicine
in
the
U.K.
Lab.Medicine International vol.17 No.5,
2000.
Hardjoeno. Jender dan
Pemerintahan Berbasis Kemitraan. Makassar: HasanuddinUniversity Press. 2001.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
karunia-Nya saya dapat menyelesaikan tugas makalah dengan judul Organisasi Dan Tata Kerja Laboratorium Klinik Rumah Sakit dengan Baik
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada dosen
mata kuliah dan pihak-pihak lain yang turut membantu dalam proses penyelesaian tugas ini. Dalam kesempatan yang berbahagia ini,
penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu kelancaran penyusunan makalah ini, antara lain kepada dosen yang telah
memberikan bimbingan untuk membuat makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,kritik dan saran yang membangun dari
pembaca sangat penulis harapkan demi kemajuan penulis untuk kedepannya. Demikianlah
makalah ini saya buat dengan harapan dapat memperluas pengetahuan serta wawasan pembaca.
Akhir
kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Kendari 1 Februari 2013
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Sampul.............................................................................................
Kata Pengantar ...............................................................................................
Daftar Isi..........................................................................................................
BAB 1. PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang......................................................................................
B.
Permasalahan........................................................................................
C.
Tujuan...................................................................................................
BAB
II. PEMBAHASAN
Organisasi Dan Tata Kerja Laboratorium Klinik Rumah Sakit........................
A. Nilai atau Wawasan
Organisasi Lab. Klinik.........................................
B. Struktur Organisasi
Laboratorium Klinik.............................................
C. Tata Kerja di Laboratorium Klinik.......................................................
D. Kepemimpinan......................................................................................
BAB
III. PENUTUP
A.
Kesimpulan...........................................................................................
B.
Saran ...................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA